Bismillah

Bismillah
Dengan nama Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang

Selasa, 05 Juni 2012

Sifat Ibadurrahman



Sifat-sifat Ibadurrahman
Arti Ibadurrahman
'Ibadurrahman yang dimaksud adalah hamba Allah yang beriman. Di akhir-akhir surat Al Furqan dijelaskan mengenai sifat 'ibadurrahman yang setiap muslim bisa memetik pelajaran di dalamnya. Pembahas ini akan rumaysho.dikaji lebih jauh dan disarikan oleh penulis dari berbagai kitab tafsir terkemuka.
Berikut adalah sifat-sifat Ibadurrahman  ::
1.) Sifat pertama: Memiliki sifat tawadhu' 

Firman Allah Ta'ala:

  وَعِبَادُ الرَّحْمَنِ الَّذِينَ يَمْشُونَ عَلَى الْأَرْضِ هَوْنًا وَإِذَا خَاطَبَهُمُ الْجَاهِلُونَ قَالُوا سَلَامًا
 "Dan hamba-hamba Tuhan Yang Maha Penyayang itu ialah orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata yang baik." (QS. Al Furqon: 63)
  • Tafsir Al Qur'an Al 'Azhim,10/319 Ibnu Katsir  ::
"Adapun mereka berjalan tidak dengan sifat angkuh dan sombong."
  • Tafsir Al Jalalain (365) ::
 "Mereka (ibadurrahman) berjalan di muka bumi dalam keadaan 'hawna' yaitu dalam keadaan tenang dan tawadhu."
2.) Sifat kedua: Bersikap lemah lembut meski mendapatkan perlakuan kasar

  •  Kitab Zaadul Masiir, 6/101 ::
"Ketika orang yang jahil berkata kasar pada mereka -'ibadurrahman-, mereka membalasnya dengan perkataan yang 'sadaad' (baik)"
 Maqotil bin Hayyan berkata, "Mereka membalasnya dengan perkataan yang tidak mengandung dosa."

  • Tafsir Al Qur'an Al 'Azhim, 10/320 - 321 ::
 Ibnu Katsir rahimahullah menjelaskan, "Jika orang jahil mengajak bicara mereka yaitu dengan kejelakan, mereka tidak membalasnya dengan semisalnya. Bahkan mereka memberi maaf dan tidak membalas kecuali dengan kebaikan. Sebagaimana sikap Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, semakin orang yang jahil bertindak kasar pada beliau, semakin beliau berlaku lemah lembut pada mereka. Hal ini sebagaimana diisyaratkan pula pada firman Allah Ta'ala :

وَإِذَا سَمِعُوا اللَّغْوَ أَعْرَضُوا عَنْهُ وَقَالُوا لَنَا أَعْمَالُنَا وَلَكُمْ أَعْمَالُكُمْ سَلامٌ عَلَيْكُمْ لا نَبْتَغِي الْجَاهِلِينَ
"Dan apabila mereka mendengar perkataan yang tidak bermanfaat, mereka berpaling daripadanya dan mereka berkata: 'Bagi kami amal-amal kami dan bagimu amal-amalmu, kesejahteraan atas dirimu, kami tidak ingin bergaul dengan orang-orang yang jahil'." (QS. Al Qashash: 55) 
 Sa'id bin Jubair berkata, "Mereka membalas (kejelekan) dengan perkataan yang baik."
 3.)Sifat ketiga: Rajin shalat malam
 Firman Allah Ta'ala :
  وَالَّذِينَ يَبِيتُونَ لِرَبِّهِمْ سُجَّدًا وَقِيَامًا
"Dan (mereka ibadurrahman adalah) orang yang melalui malam hari dengan bersujud dan berdiri untuk Rabb mereka." (QS. Al Furqan: 64).

dan


تَتَجَافَى جُنُوبُهُمْ عَنِ الْمَضَاجِعِ يَدْعُونَ رَبَّهُمْ خَوْفًا وَطَمَعًا وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُونَ
"Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya (karena seringnya mereka melakukan shalat malam), sedang mereka berdo'a kepada Rabbnya dengan rasa takut dan harap, dan mereka menafkahkan sebagian dari rezki yang Kami berikan kepada mereka." (QS. As Sajdah: 16)

  •  Tafsir Al Karimir Rahman, 586 ::
"Syaikh 'Abdurrahman bin Nashir As Sa'di rahimahullah menjelaskan, "Mereka banyak mengerjakan shalat malam dengan ikhlas kepada Allah dalam keadaan tunduk pada-Nya."

4.) Sifat keempat:Tidak boros dan tidak pelit dalam membelanjakan hartanya.
Allah Ta'ala berfirman,

وَالَّذِينَ إِذَا أَنْفَقُوا لَمْ يُسْرِفُوا وَلَمْ يَقْتُرُوا وَكَانَ بَيْنَ ذَلِكَ قَوَامًا

"Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang demikian.  " (QS. Al Furqan: 67).

  • Tafsir Al Jalalain, Jalaluddin Al Mahalli dan Jalaluddin As Suyuthi, terbitan Maktabah Ash Shofa, cetakan pertama, 1425 H ::
" menyebutkan bahwa sifat 'ibadurrahman adalah ketika mereka berinfak pada keluarga mereka tidak berlebihan dan tidak pelit. Mereka membelanjakan harta mereka di tengah-tengah keadaan berlebihan dan meremahkan. Intinya infak mereka bersifat pertengahan."
  • Tafsir Al Qur'an Al 'Azhim, Ibnu Katsir, terbitan Muassasah Qurthubah, cetakan pertama, 1421 H.::
 menjelaskan bahwa sifat 'ibadurrahman adalah mereka tidak mubadzir (boros) kala membelanjakan harta mereka, yaitu membelanjakannya di luar hajat (kebutuhan). Mereka tidak bersifat lalai sampai mengurangi dari kewajiban sehingga tidak mencukupi. Intinya mereka membelanjakan harta mereka dengan sifat adil dan penuh kebaikan. Sikap yang paling baik adalah sifat pertengahan, tidak terlalu boros dan tidak bersifat kikir.

5.) Sifat kelima:Tidak menghadiri tempat maksiat atau berkumpul dengan Ahli Maksiat

Allah Ta'ala berfirman,

وَالَّذِينَ لَا يَشْهَدُونَ الزُّورَ وَإِذَا مَرُّوا بِاللَّغْوِ مَرُّوا كِرَامًا
"Dan orang-orang yang tidak memberikan persaksian palsu, dan apabila mereka bertemu dengan (orang-orang) yang mengerjakan perbuatan-perbuatan yang tidak berfaedah, mereka lalui (saja) dengan menjaga kehormatan dirinya." (QS. Al Furqon: 72)

  •   Tafsir Al Karimir Rahman, 587
Syaikh 'Abdurrahman bin Nashir As Sa'di rahimahullah berkata, "Hamba Allah yang beriman tidaklah menghadiri az zuur, yang dimaksud adalah perkataan dan perbuatan yang haram. Mereka benar-benar menjauhi majelis yang terdapat perkataan dan perbuatan yang haram, seperti melecehkan ayat Allah, debat kusir, berdebat yang batil, ghibah (menggunjing orang), namimah (mengadu domba), mencela, menuduh dusta, mempermainkan ayat Allah, mendengarkan nyanyian haram, meminum khomr, bertelekan di permadani sutra, di tempat yang terdapat gambar makhluk bernyawa dan selainnya. Jika mereka tidak menghadiri perbuatan-perbuatan haram tadi, tentu saja mereka tidak mengatakan atau melakukannya."

6.) Sifat keenam: Adalah hati mereka selalu menyambut panggilan Allah

Firman Allah Ta'ala ::
 
الَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ اللَّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ آيَاتُهُ زَادَتْهُمْ إِيمَانًا وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ
Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Rabb-lah mereka bertawakkal.” (QS. Al Anfal: 2)
  • Fathul Qodir, 5: 295, Asy Syamilah
 Muhammad bin ‘Ali Asy Syaukani berkata, “Dan orang-orang yang apabila diberi peringatan dengan ayat- ayat Rabb mereka, yaitu dengan Al Qur’an, atau dengan nasehat atau pelajaran dari Al Qur’an, mereka tidaklah seperti orang yang tuli dan buta. Bahkan mereka tersungkur sambil mendengar dan taat serta mengambil manfaat dari Al Qur’an tersebut.”

  •  Tafsir Al Karimir Rahman, 587
Syaikh ‘Abdurrahman bin Nashir As Sa’di berkata, “Jika mereka (orang beriman) diberi peringatan ayat Rabb mereka yaitu Al Qur’an yang mesti mereka dengar dan mengambil petunjuk darinya, mereka tidaklah berpaling, tidak mendengar, memalingkan pandangan atau memalingkan hati mereka sebagaimana yang dilakukan oleh orang yang tidak beriman dan tidak mau membenarkan Al Qur’an. Keadaan mereka (orang beriman) sebagaimana disebutkan Allah Ta’ala:

إِنَّمَا يُؤْمِنُ بِآيَاتِنَا الَّذِينَ إِذَا ذُكِّرُوا بِهَا خَرُّوا سُجَّدًا وَسَبَّحُوا بِحَمْدِ رَبِّهِمْ وَهُمْ لا يَسْتَكْبِرُونَ
Sesungguhnya orang yang benar benar percaya kepada ayat ayat Kami adalah mereka yang apabila diperingatkan dengan ayat-ayat itu mereka segera bersujud  seraya bertasbih dan memuji Rabbnya, dan lagi pula mereka tidaklah sombong.” (QS. As Sajdah: 15).
 Ketika mendengar dan memperhatikan peringatan Allah, mereka menerima dan tunduk sehingga bertambahlah iman mereka dan bertambah sempurna rasa percaya mereka. Mereka pun akhirnya bertambah semangat, gembira dan bersenang hati.”
 7.)Sifat ketujuh :Meminta istri dan anak sebagai penyejuk hati
Allah Ta’ala berfirman:

وَالَّذِينَ يَقُولُونَ رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا

Dan orang orang yang berkata: "Ya Rabb kami, anugrahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa” (QS. Al Furqon: 74).

  • Tafsir Al Qur'an Al 'Azhim, Ibnu Katsir, terbitan Muassasah Qurthubah, cetakan pertama, 1421 H::
Ibnu Katsir berkata::
 “Mereka (hamba yang beriman) berdo’a kepada Allah agar mendapatkan keturunan yang taat kepada Allah dan menyembah Allah semata tidak berbuat syirik kepada-Nya.”

 Ibnu ‘Abbas berkata,::
“Yaitu mereka (ibadurrahman) meminta agar mendapatkan keturunan yang gemar beramal ketaatan sehingga sejuklah mata mereka di dunia dan akhirat.”

Ikrimah berkata ::
“Yaitu mereka (orang yang beriman) tidaklah menginginkan keturunan yang memiriki paras cantik, akan tetapi yang mereka inginkan adalah keturunan yang taat.”

Al Hasan Al Bashri ditanya mengenai ayat di atas. Beliau pun berkata::
“Yang ingin dilihat Allah pada hamba muslim dari istri, saudara, dan sahabat karibnya adalah mereka semua taat pada Allah. Wallahi, demi Allah, tidak ada sesuatu yang lebih menyenangkan pandangan mata seorang muslim melebihi ketaatan pada Allah yang ia lihat pada anak, cucu, saudara dan sahabat karibnya.”

Ibnu Juraij berkata mengenai ayat tersebut ::
 “Hamba beriman meminta pada Allah agar keturunannya dapat beribadah dan memperbagus ibadahnya kepada Allah, tidak berbuat maksiat dan tindak kejahatan.”

‘Abdurrahman bin Zaid bin Aslam  berkata ::
“Orang beriman meminta kepada Allah agar istri-istrinya dan keturunannya mendapatkan hidayah Islam.”
Sedangkan ayat :

وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا
Dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa”.

 Ibnu ‘Abbas, Al Hasan Al Bashri, Qotada, As Sudi, Ar Robi’ bin Anas menafsirkan ayat tersebut, “Ya Allah, jadikanlah kami sebagai imam yang dapat menunjuki dalam kebaikan.” 

9.)Sifat kesembilan : Mendapatkan tempat dan akhir yang mulia di sisi Allah Ta'ala

Allah Ta’ala berfirman :

أُولَئِكَ يُجْزَوْنَ الْغُرْفَةَ بِمَا صَبَرُوا وَيُلَقَّوْنَ فِيهَا تَحِيَّةً وَسَلَامًا  خَالِدِينَ فِيهَا حَسُنَتْ مُسْتَقَرًّا وَمُقَامًا
 Mereka itulah orang yang dibalasi dengan martabat yang tinggi (dalam surga) karena kesabaran mereka dan mereka disambut dengan penghormatan dan ucapan selamat di dalamnya, mereka kekal di dalamnya. Surga itu sebaik-baik tempat menetap dan tempat kediaman” (QS. Al Furqon: 75-76)

  •  Tafsir Ath Thobari (Jaami’ Al Bayan ‘an Ta’wilil Ayil Qur’an), Ibnu Jarir Ath Thobari, Dar Hijr ::
 Karena kesabaran mereka menjalani sifat-sifat tersebut, mereka mendapatkan tahiyyah dan salam dari para malaikat. Maksudnya, mereka mendapatkan penghormatan dan pemuliaan. Malaikat akan menemui mereka dari segala pintu di surga dan mereka pun berkata ‘salamun ‘alaikum bima shobartum’ (salam bagi kalian karena kesabaran kalian). Sebagaimana disebutkan dalam firman Allah Ta’ala,

وَالْمَلَائِكَةُ يَدْخُلُونَ عَلَيْهِمْ مِنْ كُلِّ بَابٍ , سَلَامٌ عَلَيْكُمْ بِمَا صَبَرْتُمْ فَنِعْمَ عُقْبَى الدَّارِ
Sedang malaikat-malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari semua pintu, (sambil mengucapkan): "Salamun 'alaikum bima shobartum". Maka alangkah baiknya tempat kesudahan itu.” (QS. Ar Ro’du: 24)

Demikian adalah Sifat-sifat dari Ibadurrahman yang terdapat didalam Alquran dan ditafsirkan oleh para Mufasir.
Semoga Bermanfaat
Barakallahu fikkum,
Note : diambil dan diringkas dari rumaysho.com

2 komentar: